Pemanfaatan lahan pekarangan

~Selamat datang di forum silaturrahmi mahasiswa KKN Desa Kepanjen Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember~


       Lingkungan sekitar rumah merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Lingkungan yang baik akan mendukung kelangsungan hidup masyarakat. Pekarangan rumah adalah lingkup lingkungan yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Pekarangan mempunyai beberapa fungsi dilihat dari empat aspek, yaitu aspek kesehatan, aspek keindahan, aspek kelestarian lingkungan, aspek ekonomi.
        Di Desa Kepanjen Kecamatan Gumukmas Jember, masing-masing rumah memiliki pekarangan yang cukup luas tetapi kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan masih kurang. Masih banyak terlihat lahan pekarangan yang tidak termanfaatkan, terlihat gersang dan hanya dipenuhi sampah berserakan dan rumput liar. Kondisi tanah yang kering, berdebu dan cenderung berpasir membuat pekarangan semakin terlihat tak terawat. Melihat kondisi tersebut kami menggagas ide untuk mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan yang ak terawat menjadi apotek hidup dan kebun gizi.  

Foto bersama kader Posyandu
tanaman toga di posyandu
        Apotek hidup merupakan pemanfaatan lahan untuk menanam tanaman yang dapat dijadikan obat untuk pertolongan pertama gangguan kesehatan keluarga. Sedangkan kebun gizi merupakan pemanfaatan lahan untuk menanam sayur, buah, dan tanaman lain yang dapat menunjang kebutuhan gizi anggota keluarga. Pemilihan tanaman obat dan sayur untuk pemanfaatan lahan pekarangan ini selain memandang dari segi lingkungan juga mempertimbangkan segi kesehatan dan ekonomi. Kesehatan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pemenuhan gizi seimbang perlu diwujudkan melalui 4 sehat 5 sempurna. Sayur dan buah adalah salah satu unsur dari 4 sehat 5 sempurna. Namun buah dan sayur yang beredar di pasaran saat ini banyak yang terkontaminasi bahan kimia pestisida dan beberapa pengawet yang berbahaya bagi kesehatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut alangkah baiknya apabila masing-masing keluarga menanam sendiri beberapa jenis buah dan sayur di pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Seiring dengan perkembangan jaman, pengobatan penyakit sederhana seperti batuk dan demam dengan menggunakan tanaman herbal mulai diminati kembali oleh sebagian masyarakat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa penggunaan obat dari bahan herbal memiliki efek samping yang lebih kecil jika digunakan secara benar dibandingkan dengan penggunaan obat sintetis. Disamping itu, pembuatan obat herbal bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat yaitu dengan memanfaatkan tanaman obat yang dapat ditanam di pekarangan rumah sendiri. Oleh karenanya diharapkan melalui kegiatan penanaman toga ini diharapkan setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga
Penyiapan media tanam
           Kegiatan penanaman tanaman obat keluarga ini dimulai dari kediaman ketua Posdaya Makmur Jaya 41 (pak Sucipto) di Dusun Panggul Melati pada tanggal 21 Agustus 2014 berupa tanaman jahe yang ditanam dalam 12 polibag dan di tanam di pekarangan rumah pak Sucipto (ketua Posdaya). Kemudian pada tanggal 1 September 2014 dilakukan persiapan media tanam berupa campuran tanah dan kotoran ternak di rumah kepala Dusun Krajan. Sehari kemudian media tanam tersebut digunakan untuk penanaman toga dalam polibag oleh kader posyandu dan  ibu-ibu serta remaja putri didampingi oleh mahasiswa KKN. Bibit tanaman diperoleh di pasar tradisional dan di Agrotechnopark Universitas Jember. Tanaman obat yang dipilih adalah sebagai berikut.
pembuatan apotek hidup di sebelah Polindes

  • Lidah Buaya (Aloe vera
  • Sambang Getih (Hemigraphis colorata
  • Jahe (Zingiber officinalis
  • Kencur (Kaempferia galanga
  • Lavender (Lavandula angustifolia)  
  • Kumis Kucing ( Ortosiphon sp ) 
  • Kemangi (Ocimum basilicum
  • Kunyit (Curcuma longa
  • Sirih (Piper betle
  • Iler (Coleus scutellaroides)
       
           Penanaman toga ini dilakukan di rumah Kepala Dusun Krajan yang juga merupakan salah satu lokasi Posyandu sebanyak 20 polibag. Sebagian tanaman tersebut diletakkan di pekarangan rumah Kepala Dusun Krajan dan sebagian lagi dimanfaatkan untuk mengisi di lahan kosong di sebelah barat Polindes sebanyak 15 polibag. Selain tanaman obat, pada tanggal 2 September 2014 juga dilakukan penanaman sayuran berupa tanaman sawi untuk memanfaatkan pekarangan kosong di sebelah ruangan kantor Kepala Desa Kepanjen. Diharapkan masyarakat dapat meniru penanaman tersebut dirumah masing-masing.
pembuatan contoh kebun gizi di lahan balai desa
          Hasilnya adalah peserta pelatihan memahami mengenai pentingnya menanam toga di pekarangan rumah sebagai langkah awal dalam mengobati gangguan kesehatan. Untuk penanaman sawi hasilnya setelah dua minggu ditanam, sawi sudah mulai terlihat daunnya. Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan program ini adalah kondisi tanah yang kering dan cenderung berpasir akibat dekat dengan pantai dan  masa KKN yang bertepatan dengan msim kemarau sehingga tidak semua tanaman dapat tumbuh dan perlu perawatan yang ekstra agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi lingkungan tersebut. Hal ini diatasi dengan menggunakan polibag sebagai wadah untuk media tanam, kotoran ternak sebagai campuran media tanam, dan meletakkan polibag berisi tanaman tersebut dekat dengan sumber air seperti sumur, kamar mandi, atau keran air sehingga memudahkan dalam perawatan tanaman. Selain itu kondisi medan jalan dan terbatasnya waktu menyebabkan penurunan target lokasi penanaman dari rencana semula di seluruh posyandu Desa Kepanjen (10 lokasi) menjadi hanya tiga lokasi yang dianggap sering dikunjungi masyarakat. (*)
Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
15 Juli 2015 pukul 15.14 ×

wah bagus uh, jadi pengen coba di halaman rumah...

Congrats bro Obat Leukemia you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar