pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas

Selamat datang di desa Kepanjen Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember.. 
         
        Hampir setiap warga Desa Kepanjen memiliki hewan ternak berupa sapi dan kerbau sebagai usaha sampingan yang nantinya dapat di perjual belikan. Hewan-hewan tersebut umumnya dipelihara di belakang rumah warga. Kotoran hewan-hewan tersebut jika tidak diperhatikan dengan baik dapat mencemari lingkungan dan menjadi sumber penyakit. Padahal limbah kotoran sapi sangat bermanfaat jika dikelola dengan baik. Selama ini, warga memanfaatkan kotoran ternak tersebut sebagai pupuk organik (pupuk kandang) dengan cara disebar langsung di lahan pertaniannya. Kandungan unsur hara yang ada didalamnya mampu memenuhi unsur hara tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi pupuk kandang tersebut dapat menghemat pembelian pupuk. 

penambahan nikroorganisme

         Di daerah lain limbah
kotoran sapi dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan biogas. Pengetahuan yang rendah tentang pembuatan biogas dan kurangnya inisiatif dari masyarakat Desa Kepanjen tentang pemanfaatan kotoran ternak sapi menjadi biogas ini membuat kami berinisiatif untuk memberikan pengetahuan tersebut melalui penyuluhan sehingga nantinya masyarakat Desa Kepanjen mampu menerapkan sendiri dengan memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas sebagai energi alternatif pengganti gas LPG.
pengadukan bahan biogas bersama ketua posdaya
           Sebelum melakukan sosialisasi kepada warga Desa Kepanjen kami membuat model alat terlebih dahulu. Sebuah timba besar ukuran sekitar 50 L dipilih sebagai tempat penampungan kotoran sapi. Timba tersebut diberi pipa di bagian sisi atas untuk memasukkan kotoran sapi. Kemudian disisi bawah juga diberi pipa untuk pengeluaran kotoran. Di bagian tutup timba dilubangi lalu dipasang selang penghubung yang dijepit dengan klem agar rapat. Ujung selang yang lain diberi plastik sebagai indikator terbentuknya gas. Jika telah positif terbentuk gas, plastik tersebut dilepas sehingga selang dapat dihubungkan dengan kompor.
           Mekanisme dari biogas ini adalah kotoran ternak dimasukkan timba hingga penuh lalu ditutup rapat dan difermentasi dengan bantuan mikroorganisme sehingga menghasilkan gas. Untuk mempercepat proses fermentasi ini kami menggunakan tambahan mikroorganisme dari pupuk cair EM4.
           Penyuluhan biogas ini dilaksanakan di rumah ketua Posdaya pada tanggal 16 Agustus 2014, dimana sasarannya adalah warga sekitar. Penyuluhan yang diberikan dimulai dari fungsi kotoran sapi, proses pembuatan biogas, teknik pembuatan biogas, serta alat dan bahan yang digunakan. Warga juga diajak turut serta dalam proses pengisian timba dengan kotoran sapi. Penyuluhan yang diberikan ini bertujuan untuk peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas. Hasilnya, masyarakat menjadi tahu bagaimana proses pembuatan biogas karena selama ini mereka hanya mendengar beritanya saja tanpa tahu bagaimana biogas itu. Mereka menyatakan sangat senang bisa mendapatkan penyuluhan biogas dan berniat mempraktekkannya sendiri di rumah. Namun kami terkendala dengan tidak dapat menunjukkan hasil gas yang dimaksud karena hingga batas akhir waktu KKN, gas belum terbentuk dengan baik sehingga belum dapat untuk menyalakan api kompor. Akan tetapi hal itu tidak menjadi masalah karena tujuan dari pembuatan biogas skala kecil ini adalah untuk membuktikan dan meyakinkan agar warga bisa membuat dengan skala rumah tangga dan hasilnya bisa menghemat pengeluaran. Selain itu masyarakat sudah mulai mengerti mengenai cara pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas, tidak hanya digunakan sebagai pupuk saja. (*)
Previous
Next Post »