Penyuluhan Manajemen Usaha Tani

Selamat datang di Desa Kepanjen Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember...

         
kebun jagung di desa Kepanjen
          Bertani merupakan mata pencaharian utama Desa Kepanjen. Mayoritas warga Desa Kepanjen bekerja sebagai petani. Hal tersebut didukung oleh luasnya lahan pertanian di desa ini. Hampir separuh bagian luas wilayah desa merupakan lahan yang produktif untuk kegiatan bertani. Pertanian di daerah ini masih dapat dikatakan sederhana, yang menggunakan peralatan seadanya, sehingga tidak dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Padahal, jika para petani tersebut memiliki kemampuan manajemen usaha tani, maka besar kemungkinan hasil usaha tani mereka akan dapat dimaksimalkan dengan baik. Kegiatan penyuluhan manajemen usaha tani
 dilaksanakan oleh mahasiswa KKN Tematik Posdaya UNEJ gelombang I tahun 2013/2014 pada Selasa, 18 Februari 2014 di Balai Desa Kepanjen yang diikuti 30 peserta. Kegiatan ini di bantu oleh Kabag. Pamong Tani Desa Kepanjen.
          Manajemen usaha tani perlu dilakukan agar para petani dapat memaksimalkan hasil dari usaha mereka. Modernisasi dan restrukturisasi produksi tanaman pangan yang berwawasan agribisnis dan berorientasi pasar memerlukan kemampuan manajemen usaha yang profesional. Oleh sebab itu, kemampuan manajemen usahatani kelompok tani perlu didorong dan dikembangkan mulai dari perencanaan, proses produksi, pemanfaatan potensi pasar, serta pemupukan modal/investasi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam mendorong peran serta petani dalam penyediaan modal/investasi untuk pengembangan usahatani antara lain:
1. Memberikan penyuluhan/informasi
2. Insentif dan kondisi yang kondusif agar petani mampu memanfaatkan sumber permodalan dan sumber daya lainnya secara optimal.
          Kelompok tani yang belum menerapkan manajemen korporsi, secara perlahan-lahan sebaiknya dapat memperbaiki manajemen usahanya dengan lebih fokus pada faktor pengambilan keputusan usaha, pengelolaan sumber daya dan pembagian keuntungan. Manajemen secara bertahap dirubah dari konvensional, ke kooperatif dan akhirnya korporasi. Saat ini masih banyak kelompok tani yang anggotanya merangkap kerja dibidang jasa dan industri, tetapi manjemen yang diterapkan kelompok tani masih konvensional, sehingga hasilnya tidak masksimal.

          Metode penyuluhan juga harus diubah disesuaikan pola manajemen modal yang diterapkan kelompok. Terdapat tiga metode penyuluhan, yaitu pendekatan personal, pendekatan kelompok dan pendekatan masal. Pada waktu lalu strategi dititik beratkan pada pendekatan missal dan kelompok karena pendektan personal terlalu mahal. Dengan penerapn manajemen koperasi maka metode pendekatan penyuluhan difokuskan pada pendekatan personal. Tim manajer yang hanya terdiri dari beberapa orang merupkan target penyuluhan. Kebutuhan materi pelatihan bagi anggota kelompok diganti dengan kebutuhan materi pelatihan bagi tim manajer. Materi pelatihn bagi tim difokuskan pada masalah manajemen, seperti pemasaran, analisis keuangan, pengambilan keputusan, kewirausahaan, dan lain - lain.
          Salah satu kesulitan sosialisasi inovasi teknologi antara lain adanya keterbatasan sumber daya petani. Dengan kelompok koperasi, maka teknologi dapat lebih mudah diadopsi. Teknologi yang disosialisasikan bisa mulai dari yang mudah diapliklasikan sampai canggih, karena yang menerapkan teknologi adalah tim manajer, bukan anggota kelompok tani.
          Masih banyak kegiatan dalam program revitalisasi yang harus disempurnakan, antara lain seperti kelembagaan penyuluhan, sistem penyuluhan dan penyusunan program penyuluhan, tetapi untuk teknologi, manajemen usaha dan metode penyuluhan harus mulai dirintis dari sekarang. Membuat rekayasa dan sinkronisasi ketiga unsur tersebut cukup dilakukan oleh penyuluh yang dapat memotivasi dan diterima di kelompok binaannya.(*)
Previous
Next Post »