mengajar PAUD

Selamat datang di desa Kepanjen Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember..

       Belajar merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap warga negara. Sesuai dengan UU no 20 tahun 2003 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Semua proses belajar dimulai dari pendidikan anak pada usia dini. Hal ini dilakukan agar siswa dapat memahami pentingnya pendidikan sebelum melanjutkan ke jenjang taman kanak - kanak. Pendidikan bagi anak berusia dini ini bertujuan untuk membentuk karakter anak sebelum diberikan ilmu pengetahuan di tingkat sekolah dasar.

        Di Desa Kepanjen ada beberapa PAUD. Salah satu PAUD yang berada di Pondok Pesantren Al Azhar Dusun Panggul Melati terdapat kurang lebih 12 siswa, 1 pengajar dan Kepala Sekolah serta struktur kepengurusan yang lain. PAUD di Pondok Al Azhar baru saja berdiri sekitar 1 bulan terakhir dan memiliki beberapa siswa yang berusia 7 sampai 10 tahun karena memang mereka belum mampu membaca dan mengenal angka. Siswa PAUD yang ada di daerah Panggul Melati lebih banyak dibandingkan dengan siswa PAUD yang ada di wilayah Krajan. PAUD di daerah Krajan yang berlokasi di balai desa saat ini hanya memiliki 6 orang siswa dan 1 pengajar yang merangkap menjadi seorang kepala sekolah.
salah satu PAUD di lingkungan desa Kepanjen

       Kegiatan membantu mengajar di PAUD diadakan pada tanggal 13, 14, 20, 26, 27 Agustus 2014. Peran mahasiswa disini adalah membantu guru PAUD memberikan penjelasan tentang pelajaran yang telah dibahas di sekolah sehingga anak-anak lebih paham dan mengerti. Kegiatan yang kami berikan disini yaitu bernyanyi dan bermain bersama. Selain bernyanyi dan bermain, siswa juga diberikan pengenalan kepada abjad dan angka. Kegiatan pembelajaran di PAUD ini berlangsung kurang lebih 1 jam. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah para murid lebih bersemangat dalam belajar karena merasa lebih banyak tenaga pendidik sehingga suasana lebih ceria. Murid-murid menjadi lebih mudah dalam menangkap materi yang diberikan dan mampu menyebutkan huruf-huruf di depan mahasiswa KKN, teman-teman beserta staf guru yang mengajar.
       Hambatan yang kami alami adalah kurangnya alat peraga yang digunakan sebagai alat pembelajaran agar siswa jauh lebih mengerti karena pada umumnya siswa PAUD lebih mudah menangkap pembelajaran melalui alat permainan. Melihat kondisi tersebut mahasiswa KKN memutuskan untuk memberi beberapa media pembelajaran seperti poster, puzzle, buku mewarnai, bola, alat mewarnai sekaligus menata ulang ruangan PAUD yang ada di lingkungan balai desa agar suasana belajar mengajar lebih kondusif.(*)
Previous
Next Post »